Jumat, 26 April 2013

12 Manfaat Membaca Bagi Anak


Sebagai orang tua tentunya ayah bunda punya harapan-harapan tertentu kepada anak-anaknya.
Akan ayah bunda bentuk seperti apakah mereka, ingin jadi seperti apakah mereka kelak ?
Salah satu impian tiap orang tua adalah ingin memiliki anak yang cerdas.    Kecerdasan pada dasarnya bisa dibentuk, tidak hanya identik dengan faktor genetik atau keturunan, tetapi bisa didapat dari berbagai hal.    Seperti nutrisi yang baik, permainan dan kebiasaan positif yang dibentuk sejak dini.    Orang tua memiliki peran besar dalam pembentukan kebiasaan positif pada anak.     Salah satu caranya dengan meningkatkan potensi anak dalam belajar.   Membaca buku merupakan bagian integral dari kehidupan mereka.
Banyak manfaat yang dapat ayah bunda peroleh dengan kebiasaan membacakan buku bagi anak.   Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Menambah kosakata anak                                                                                                                                
Melalui membaca, anak akan terbiasa mendengar berbagai kosakata baru.   Ini akan memperkaya mereka dalam memahami berbagai kata yang ada disekitar mereka.   Hal ini juga merupakan  salah satu cara yang paling efektif untuk membuat otak agar lebih berkembang karena anak dirangsang untuk memperkaya “bahasa” mereka.
Sebagai contoh, sebuah penelitian di Rhode Island Hospital, Amerika Serikat, dengan membandingkan dua kelompok bayi yang berusia delapan bulan.  Kelompok pertama adalah kelompok yang sering dibacakan buku cerita oleh orang tuanya dan kelompok kedua sebaliknya.   Hasilnya bahwa pada kelompok pertama, kosakata beserta pemahaman si bayi meningkat menjadi 40 persen, sedangkan kelompok non membaca hanya meningkat 16 persen

Minggu, 21 April 2013

Metode Belajar Matematika Untuk Anak-Anak Melalui Permainan


Apakah Anda sedang mencari cara mengajar konsep matematika yang menyenangkan (fun) dan menarik untuk anak-anak? Untuk meningkatkan motivasi belajar anak-anak dengan cara yang menyenangkan, Anda dapat mempraktekkan permainan-permainan matematika berikut ini:

1. Pencarian sesuatu dengan buku

Ini adalah permainan yang mengajarkan perhitungan dan urutan nomor (pertama, kedua, ketiga, …). Hal pertama yang dilakukan adalah berikan sebuah buku untuk masing-masing anak. Akan lebih baik lagi dan akan menghemat waktu apabila semua anak menggunakan buku dengan judul dan edisi yang sama, namun ini tidak menjadi keharusan. Idenya adalah anak-anak membacakan jawaban berupa sebuah kalimat atau dua kalimat atas pertanyaan yang diajukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Yang pertama bisa membacakan jawaban adalah pemenangnya.

Contoh pertanyaan ”Temukan huruf ke-5 dari paragraf ke-3 pada halaman ke-11 setelah halaman 101?”. Anak-anak kemudian akan mencari huruf ini dan menulisnya. Anda bisa juga memberikan soal matematika, seperti ”Cari halaman yang dua puluh satu kurangnya dari delapan puluh empat dan temukan kata ke-7 dalam paragraf kedua dari akhir halaman?” Tingkatkan kerumitannya untuk anak-anak yang lebih tua dan permudah untuk anak-anak yang lebih muda.

2. Bentuk-bentuk gambar

Permainan-permainan matematika untuk anak-anak, khususnya untuk anak yang lebih muda, bisa didapat dari gambar-gambar di buku atau buku mewarnai. Permainan ini menggunakan sebuah gambar yang mempunyai bentuk-bentuk yang jelas di dalamnya, misalnya balon untuk lingkaran, pintu untuk segi empat, dll, kemudian lihatlah siapa yang bisa menemukan bentuk tersembunyi yang paling banyak. Untuk anak yang lebih tua Anda dapat menambahkan bentuk-bentuk yang lainnya seperti segi delapan (octagons), silinder, dan kerucut.

3. Mencari arah

Ini adalah permainan matematika untuk grup yang lebih besar. Ide pokoknya adalah untuk menunjukkan bahwa permainan matematika untuk anak-anak tidak harus dilakukan dengan duduk manis di meja dengan pensil di tangan. Permainan ini dilakukan di luar ruangan dan menggunakan sebuah keset kaki, di halaman luar dan masing-masing anak berpasang-pasangan. Salah satu anak dari setiap grup menggunakan penutup mata, sedangkan yang lainnya akan memberikan petunjuk arah untuk pasangannya.

Tips Jitu Mengajarkan Anak Bersikap Baik


Sikap seseorang dapat ditentukan oleh pendidikan anak usia dini. Sebagai orang tua, Anda harus memperhatikan bagaimana anak-anak Anda di masa depan. Itulah mengapa Anda perlu mengajari mereka nilai-nilai yang baik sehingga mereka akan memiliki sikap yang baik dan sopan santun. Oleh karena itu, kami memiliki beberapa tips untuk Anda.

Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa Anda menjadi contoh anak-anak Anda. Mereka akan meniru apa yang Anda lakukan. Jika Anda ingin anak-anak Anda memiliki sopan santun dan etika, kemudian Anda menjadi orang pertama yang mengajarkan mereka nilai-nilai yang baik.


Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, pastikan bahwa Anda mendisiplinkan mereka berdua. Jangan berpihak ke salah satu anak. Beberapa orang tua memperlakukan anak-anak mereka yang lebih muda kurang disiplin dibandingkan yang lebih tua. Pastikan bahwa Anda tetap adil terhadap mereka. Sejak awal, Anda harus tetapkan nilai-nilai baik ke dalam pikiran anak pertama. Ketika tua dia akan bersikap baik, yang lebih muda akan meniru sikap baik kakaknya.

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak



CARA MENDIDIK ANAK | TIPS ORANG TUA MENDIDIK ANAK


Bila Anda berpikir apakah Anda adalah orang tua yang teladan ? Maka jawaban Anda, pasti tentu saja saya orang tua teladan bagi anak saya. Mana ada sih “Harimau yang memakan anaknya sendiri”, atau mungkin mana mungkin sih kita mencelakakan anak kita sendiri. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Kenyataannya banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putrinya.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang mungkin Anda tidak sadari terjadi dalam mendidik anak Anda :
1. Kurang Pengawasan
Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Nah sekarang tahu kan, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian.
2. Gagal Mendengarkan
Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata yang lembam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.
3. Jarang Bertemu Muka
Menurut Billingham, orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda.